Tiap Bulan Ramadlan Ummat Islam Uighur Dilarang Puasa

Tiap Bulan Ramadlan Ummat Islam Uighur Dilarang Puasa

Bulan Ramadlan 2015 :: Tiap Bulan Ramadlan Ummat Islam Uighur Dilarang Puasa
Ummat Islam di Uighur di Xinjiang, China selalu didhalimi, diintimidasi, direnggut kebesannya.
seperti yang diberitakan oleh viva.co.id di tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Muslim Uighur Dilarang Berpuasa dan ke Masjid
Di siang bolong, pemerintah China memberikan buah-buahan dan minuman.

VIVAnews - Kelompok minoritas Muslim Uighur di Xinjiang, China, mengalami tekanan untuk tidak menjalankan ibadah puasa dari pemerintahan Partai Komunis. Mereka bahkan dilarang memasuki masjid dan dipaksa untuk berbuka puasa di tengah hari.

Kongres Uighur Dunia, sebuah organisasi Uighur di pengasingan, dilansir media Hong Kong, South China Morning Post, mengungkapkan bahwa petugas pemerintah kerap masuk ke dalam rumah warga setempat sambil membawa buah-buahan dan minuman di siang hari. Mereka memaksa warga untuk membatalkan puasa.

Juru bicara kongres ini, Dilxadi Rexiti, mengatakan bahwa pemerintah China juga melarang pengajaran kitab suci al-Quran dan mengawasi dengan ketat tempat-tempat ibadah. Salah satunya yang dipantau 24 jam adalah masjid di utara kota Karamay, seperti diberitakan oleh koran Karamay Daily.

Juru bicara Wilayah Otonomi Xinjiang Luo Fuyong membantah tuduhan ini. Dia berdalih, larangan puasa hanya diberlakukan untuk anak-anak kecil usia sekolah. "Kami menghargai keyakinan beragama dan tradisi, kami tegas soal ini. Hanya anak-anak SD yang diminta untuk tidak berpuasa selama Ramadan demi alasan kesehatan," kata Luo.

Kendati membantah, namun laporan terus berdatangan, salah satunya dari lembaga Commission on International Religious Freedom (USCIRF) asal Amerika Serikat. Juru bicaranya, Dr Katrina Lantos mengatakan bahwa banyak Muslim Uighur yang dipenjara karena melakukan praktik ibadah.

Selain itu, dalam laporan tahunan USCIRF, pegawai pemerintah, professor, pelajar juga banyak yang didenda jika melakukan berpuasa. "Dengan alasan stabilitas dan keamanan, Beijing melakukan tekanan terhadap Muslim Uighur, termasuk mengincar pengajian dan ibadah," kata Lantos.

Laporan lainnya dikeluarkan April lalu oleh Asosiasi Uighur Amerika (UAA) di Washington. Asosiasi ini mengutip seorang pemilik restoran dari Hotan yang mengatakan bahwa pemerintah akan mendenda restoran yang tutup selama bulan Ramadan. Padahal dia mengatakan, bulan Ramadan adalah waktu yang tepat untuk melakukan renovasi dan perbaikan restoran.

Memicu Kekerasan

Masyarakat Uighur kerap bentrok dengan pemerintah China dan memakan tidak sedikit korban jiwa. Akhir Juni lalu, warga bentrok dengan aparat dan menewaskan 35 orang di Xinjiang. April lalu, 21 orang terbunuh dalam peristiwa serupa di Kashgar.

Terparah terjadi pada 2009 lalu, bentrokan antara Muslim Uighur dengan aparat dan etnis Han yang menewaskan 200 orang, seperti diberitakan Turkish Weekly. Presiden UAA, Alim Seytoff, mengatakan pelarangan ibadah pada Ramadan kali ini akan semakin memicu kekerasan di wilayah tersebut.

"Pelarangan ibadah yang agresif, bahkan telah masuk ke ranah pribadi oleh pemerintah China, hanya akan memicu kemarahan masyarakat Uighur. Kekerasan akan kembali pecah akibat pelarangan yang sistematis ini," kata Alim Seytoff, presiden UAA.
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/429214-muslim-uighur-dilarang-berpuasa-dan-ke-masjid

Di tahun 2014 dw.de juga menulis artikel yang isinya sama dengan diatas:

Cina Larang Muslim Uighur Berpuasa
Cina melarang murid sekolah dan mahasiswa di kawasan berpenduduk mayoritas Muslim, Xinjiang, untuk berpuasa. Guru disiagakan di Masjid-masjid. Sementara larangan diterbitkan di semua sekolah.
Mahasiswa dan pegawai negeri sipil di kawasan berpenduduk muslim Cina, Xinjiang, diperintahkan untuk tidak mengikuti ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Sebuah pengumuman yang dipasang di situs-situs pemerintahan, sekolah dan organisasi lokal menyebut larangan itu dibuat untuk melindungi kesehatan murid dan mahasiswa.

Selain itu pemerintah Cina juga melarang keras kaum Muslim menggunakan fasilitas sekolah dan kantor pemerintahan untuk mempromosikan keyakinannya.

"Tidak seorangpun guru boleh berpartisipasi dalam aktivitas keagamaan, mewartakan pemikiran agama kepada mahasiswa atau mendorong mahasiswa untuk mengikuti aktivitas keagamaan," bunyi tulisan di situs milik sebuah sekoalh di Ruoqiang, Xinjiang.

"Tidak boleh Beribadah"

Larangan berpuasa pernah juga diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya. Namun tahun ini isu tersebut menjadi sensitif karena pengamanan ekstra ketat Beijing terhadap provinsi Xinjiang menyusul kerusuhan dan serangan terhadap warga sipil. Beijing menuding kelompok esktremis muslim mendalangi aksi tersebut.

Partai Komunis Cina berdalih, agama tidak boleh mencampuri urusan pendidikan. Selain ia Cina juga melarang tenaga pengajar mencoba mempengaruhi mahasiswa dan murid sekolah untuk menjalani ajaran agama. Uniknya aturan serupa jarang diterapkan kepada mayoritas Han yang, jikapun punya agama, memeluk Buddha, Dao atau Kristen.

"Mahasiswa tidak boleh berpartisipasi pada aktivitas keagamaan. Mereka tidak boleh membaca tulisan, puisi dan menyanyikan teks-teks agama. Mereka tidak boleh mengenakan atribut agama. Tidak seroangpun, termasuk orangtua, boleh memaksakan keyakinan agama kepada anak-anaknya," bunyi pernyataan tersebut.

Sajian Makanan di Bulan Puasa

Sebuah portal berita yang berafiliasi kepada pemerintah di Yili, utara Xinjiang, menulis berpuasa dapat mengganggu kesehatan murid dan mahasiswa. Sementara di kota Bole, pensiunan guru dari sebuah sekolah menengah dipanggil untuk berjaga-jaga di sekitar masjid. Tujuannya mencegah murid dan mahasiswa memasuki rumah ibadah tersebut.

Selasa silam otoritas di Xinjiang merayakan berdirinya Partai Komunis Cina. Mereka sengaja menawarkan makanan untuk menguji apakah tamu muslim berpuasa, kata Dilxat Raxit, Jurubicara Kelompok HAM World Uyghur Congress.

"Ini akan mengarah kepada lebih banyak lagi konflik jika Cina bersikeras menerapkan pendekatan represif untuk mengontrol dan meredam keyakinan masyarakat Uighur, katanya.
http://www.dw.de/cina-larang-muslim-uighur-berpuasa/a-17758906

Sedangkan tulisan terbaru, yang ditulis di tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Muslim Uighur Dilarang Puasa Ramadlan
Menjelang bulan Ramadlan, Pemerintah Tiongkok di barat laut Xinjiang melarang anggota partai, pegawai negeri, pelajar dan guru yang beragama Islam untuk puasa.

"Tiongkok meningkatkan larangan dan pengawasan menjelang bulan Ramadlan. Keyakinan Muslim Uighur telah sangat dipolitisasi. Pengawasan terlalu ketat ini justru menyebabkan perlawanan yang makin tajam," kata Dilxat Raxit, juru bicara kelompok gerakan kemerdekaan Uighur di luar negeri, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters pada Senin kemarin.

Raxit mengecam seruan otoritas Tiongkok di Uighur yang melarang pegawai negeri berpuasa selama Bulan Ramadlan. Mereka melihat kebijakan rasial itu sebagai cara untuk mengendalikan agama Islam.

Menurut situs pemerintah Tiongkok, restoran halal di Jinghe County, dekat perbatasan Kazakhstan, diharuskan tetap buka selama jam-jam puasa di bulan Ramadan oleh pejabat keamanan pangan setempat.

Restoran halal yang tetap buka di bulan Ramadlan akan diberi penghargaan berupa lebih sedikit pemeriksaan dari pengawas keamanan pangan.

Pembatasan agama ketat juga dilakukan di Maralbexi County. Di wilayah ini, pejabat dari partai Islam dipaksa untuk membuat sumpah lisan serta tertulis yang 'menjamin mereka tidak menjalankan ibadah, tidak akan menghadiri kegiatan keagamaan dan tidak berpuasa selama Ramadlan'.

Setiap bulan Ramadlan tiba, pemerintah Tiongkok telah berulang kali melakukan penindasan terhadap Muslim Uighur di wilayah barat laut Xinjiang.

Penindasan terakhir terjadi pada Mei lalu, di mana toko dan restoran Muslim di Xinjiang diperintahkan untuk menjual rokok dan minuman keras. Jika membangkang, toko dan restoran Muslim akan dipaksa tutup.
http://bulanrtamadhancoc.blogspot.com/2015/06/muslim-uighur-dilarang-puasa-ramadlan.html

Hal-hal seperti ini jangan sampai terjadi di Indonesia.
Ummat Islam haruslah bersyukur dengan keadaan di Indonesia, dan harus berusaha sekeras mungkin agar apa yang terjadi kepada saudara-saudara kita di Uighur tidak terjadi kepada kita. dan mari kita doakan saudara-saudara kita di Uighur, semoga saja mereka segera mendapatkan kebebasan dalam melaksanakan ibadah dan syari'ah Islam, amin.
Posted by Bulan Ramadlan 2015, Published at 05.09 and have 0 komentar

Tidak ada komentar: